Hidup adalah pilihan, itulah yang
dilakukan oleh Bapak Hariono. Mantan pegawai Pemda DKI Jakarta di Dinas
Pengawasan Pembangunan Kota ini memilih mengundurkan diri dari
pekerjaannya setelah 12 tahun menjadi PNS. Bapak Hariono bulat pada
akhiranya tekad mengambil jalan menjadi seorang pengusaha.
Bapak
Hariono mengaku, sebelum mengundurkan diri dari PNS, mulai melirik
bisnis restoran Khas Jepang. Ia mengaku tidak bisa memasak apalagi
masakan Khas Jepang. Bapak Hariono hanya melihat ada peluang mendirikan
restoran Jepang di Anyer, Banten tanpa pesaing.
Ia
merasa lebih tertantang menjadi pengusaha meski PNS diakui menawarkan
‘kenyamanan’. Pendapatan dari bisnisnya pun lebih besar dibanding saat
menjadi PNS.
Hariono punya dua macam
restoran Jepang dengan total 15 cabang. Selain itu, Hariono punya usaha
jasa pijat, salon hingga bimbingan belajar.
“Incomenya
lama-lama jadi besar. Saya bisa menghidupi diri saya dari pemasukan
usaha itu. Saat saya keluar PNS dari jabatan stategis baru sebulan
dilantik, teman-teman saya menilai kalau saya pasti anak orang kaya.
Padahal saya mati-matian bangun bisnis. Ada peluang bisnis restoran
Jepang saya coba. Jualan ayam pun saya pernah,” kata Bapak Hariono di
acara Tanoto Entrepreneuship Series di Gedung Magister Manajemen FEUI,
Jumat (30/10/2015)
Bapak Hariono
mengungkapkan, omzetnya dari restoran Jepang saja, saat ini sudah
mencapai Rp 5 miliar. Belum lagi dari bisnis lainnya. “Omzet restoran
Jepang saja Rp 5 miliar,” katanya tanpa menjelaskan per bulan atau per
tahun.
Kemudian Bimbel di Barito hanya satu
cabang saja sudah sampai Rp 3 miliar. “Itu nggak modal beli beras,
cabai, sangat sederhana. Omzet dari salon dan refleksiologi Rp 12
miliar. Biar saya gundul nggak punya rambut, saya punya salon,” kata
Bapak Hariono.
Menurutnya, posisinya
di pegawai negeri merupakan zona nyaman. Pada awalnya, Bapak Hariono
juga merasa ragu-ragu memulai bisnis. “Dulu saya juga tidak tahu cara
mulainya dan belum punya pengalaman. Saya nggak percaya pengusaha itu
bakat, saya contohnya,” tambahnya.
Ia mengatakan kendala terbesar menjadi
pengusaha, kata Hariono dimulai dari titik pertama mengawali bisnis.
“Kendala terbesar adalah diri sendiri. Mau nggak memulainya. Mau nggak
ambil risiko,” katanya.
Bapak
Hariono memiliki 9 macam bisnis dari konsultan teknik, Griya Pijat
Bersih Sehat dengan 12 cabang, restoran Jepang Midori dengan 10 cabang,
restoran Jepang Haikara dengan 5 cabang, restoran Jawa Ngalam dengan 8
cabang, restoran ikan bakar, bimbingan belajar VISI dengan 3 cabang,
salon Kirei dan Ori reflexology.
Buat teman – teman yang sedang atau ingin berwirausaha, jangan ragu untuk memulai. Ambil keputusan dan terus berusaha sambil berdoa.
Sumber : pengusahakampus.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar